Rabu, 03 Februari 2021

TUHAN

Adi Imam Supriadi 1. Tuhan (Brahman)

Ṛegveda harus dipahami sedemikian rupa bahwa Bhagavatīśvara (Tuhan Yang Maha Esa) adalah penghuni batin semua dewa & oleh karena itu semua sūkta hanya ditujukan kepada Beliau — sūyavasād bhagavatī hi bhūyā (Ṛegveda 1.164.40)

Hindu memiliki 3 mazhab terbesar:

• Waiṣṇawa
Teologi = Viṣṇu adalah Tuhan Maha Kuasa
Filosofi = Viṣṇu bersemayam di hati semua dewa & di semua makhluk hidup sebagai Antaryāmin Ātmā (Roh Utama). Tat tvam asi berarti semua makhluk (ātmā) adalah tubuh-Nya, satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Nama-nama utama Viṣṇu = Kṛṣṇa, Rāma, Nārāyaṇa, Vāsudeva, Govinda, Nārasiṃha, dll.

• Śaiwa
Teologi = Śiva adalah Tuhan Maha Kuasa
Filosofi = Śiva bersemayam di hati semua dewa & makhluk hidup sebagai Ātmā (Roh Utama). Tat tvam asi berarti semua makhluk (ātmā) adalah Śiva Sendiri (monistik).
Nama-nama utama Śiva = Sadāśiva, Maheśvara, Śambhu, Rudra, Mahādevā, Mahākāla, dll.

• Śākta
Teologi = memuja Kekuatan Tertinggi Tuhan (Parāśakti)
Filosofi = para dewa & makhluk hidup tidak dapat bergerak atas kuasa dari śakti (energi feminim). Tat tvam asi berarti kehidupan ini adalah perwujudan dari śakti.
Nama-nama utama Śakti = Durgā, Lakṣmī, Śrī, Sarasvatī, Kālī, Maheśvarī, Māyā, Prakṛti, Gāyatrī, Bhuvaneśvarī, Tripuraśundarī, dll.

2. Devā

Secara sederhana "dev" berarti cahaya Tuhan. Secara teologi para devā adalah insan-insan atau perpanjangan tangan-tangan Tuhan dalam fungsi administrasi alam material.

Ada 33 devā (12 Āditya + 11 Rudra + 8 Vāsu + Indra + Prajāpati).

Viṣṇu dapat disebut devā karena Viṣṇu pernah turun sebagai bagian dari Āditya, Āditya adalah putra-putra Ṛṣi Kaśyapa dengan Aditi, Indra adalah putra tertuanya & berkedudukan sebagai raja surga. Viṣṇu turun menjadi Āditya sebagai Vāmana, yang bergelar Upendra (adik dewa Indra). Śiva dapat disebut devā karena 11 Rudra adalah aspek-aspek Śiva Sendiri.

3. Bhaṭāra

Bhaṭāra tidak selalu tertuju pada Tuhan dan dewa, bhaṭāra dapat merujuk pada setiap insan yang memberikan perlindungan. Atas kuasa dari Tuhan Sendiri (Tuhan sebagai Antaryāmin yang bersemayam di dalam batin bhaṭāra) memberikan berkah-berkah perlindungan kepada manusia melalui perantara bhaṭāra.

______________________________

𝗔𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗪𝗶𝘀𝗻𝘂, 𝗦𝗶𝘄𝗮, 𝗦𝗮𝗸𝘁𝗶 — 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗺𝗮? ⁣

"O raja yang terbaik, Śiva, Nārāyaṇa, dan Prakṛti Durgā semuanya abadi. Karena Puruṣa (Tuhan) pada waktu-waktu yang tepat mengambil wujud-wujud tertentu. Nārāyaṇa Sendiri adalah Śiva, dan kekuatan-Nya adalah Śakti (Lakṣmī atau Durgā)." — Brahma Vaivarta Purāṇa (2.54.111-112) ⁣

Ibarat 2 sisi mata uang, seperti itu pula kedudukan Mereka. Beberapa pemilik uang meletakkannya dengan posisi gambar pahlawan menghadap keatas, seperti itu pula umat Vaiṣṇava memposisikan Viṣṇu diatas Śiva, sebaliknya umat Śaiva memposisikan Śiva diatas Viṣṇu. ⁣

𝗔𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗹𝗶𝗿𝘂 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗱𝗲𝘄𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗵𝗮𝘁𝗮𝗿𝗮 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗽𝗲𝗿𝘄𝘂𝗷𝘂𝗱𝗮𝗻 𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝗦𝗲𝗻𝗱𝗶𝗿𝗶? ⁣

Ṛegveda (1.164.46):— Mereka menyebut-Nya sebagai Indra, Mitra, Varuna, Agni, Garutman — Satu Tuhan, orang bijaksana menyebut-Nya dengan bermacam nama. ⁣

Menurut filsafat Viśishṭādvaita Vedānta, Tuhan bersemayam di batin para dewa sebagai Antaryāmin (yang mengendalikan dari dalam) — karena itu Nārāyaṇa disebut Indra, Mitra, Agni olehsebab Nārāyaṇa bertindak sebagai batinnya dewa Indra, dewa Mitra, dan dewa Agni. ⁣

𝗕𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗧𝗿𝗶𝗺𝘂𝗿𝘁𝗶? ⁣

Dalam mazhab Vaiṣṇava, Nārāyaṇa mengasumsikan wujud sebagai Brahmā (pencipta), Viṣṇu (pelestarian), Rudra (pelebur). Karena itu Trimūrti adalah wujud-wujud Saguṇa Tuhan ⁣

Dalam mazhab Śaiva, Sadāśiva mengasumsikan wujud sebagai Brahmā, Viṣṇu, Īśvara. Karena itu Trimūrti adalah wujud-wujud Saguṇa Tuhan. ⁣

𝗕𝗶𝘀𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗹𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁 𝗱𝗶𝘂𝗿𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮 𝟯𝟯 𝗱𝗲𝘄𝗮 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁? ⁣

• 12 Aditya = 12 bulan dalam kalender (Aditya = dewa-dewa matahari);⁣
• 11 Rudra = 10 indera + 1 pikiran⁣
• 8 Vasu = 8 prinsip dasar material (api, bumi, udara, atmosfer, matahari, langit, bulan dan bintang-bintang)⁣
• Prajāpati = pengurbanan suci⁣

• Indra = awan hujan (hasil pengurbanan) ⁣

Sumber: Bṛhadāraṇyaka Upaniṣad Bab ke 3

Rabu, 26 Februari 2020

https://thecommity2018.wordpress.com/2018/10/13/contoh-program-menggunakan-bahasa-c/

Selasa, 17 Desember 2019

import java.applet.*; import java.awt.*; import java.awt.event.*; class Calc extends Applet implements ActionListener { String cmd[] = {"+", "-", "*", "/", "=", "C"}; int pv = 0; String op = ""; Button b[] = new Button[16]; TextField t1 = new TextField(10); public void init() { setLayout(new BorderLayout()); add(t1, "North"); t1.setText("0"); Panel p = new Panel(); p.setLayout(new GridLayout(4, 4)); for (int i = 0; i < 16; i++) { if (i < 10) b[i] = new Button(String.valueOf(i)); else b[i] = new Button(cmd[i % 10]); b[i].setFont(new Font("Arial", Font.BOLD, 25)); p.add(b[i]); add(p, "Center"); b[i].addActionListener(this); } } public void actionPerformed(ActionEvent ae) { int res = 0; String cap = ae.getActionCommand(); int cv = Integer.parseInt(t1.getText()); if (cap.equals("C")) { t1.setText("0"); pv = 0; cv = 0; res = 0; op = ""; } else if (cap.equals("=")) { res = 0; if (op == "+") res = pv + cv; else if (op == "-") res = pv - cv; else if (op == "*") res = pv * cv; else if (op == "/") res = pv / cv; t1.setText(String.valueOf(res)); } else if (cap.equals("+") || cap.equals("-") || cap.equals("*") || cap.equals("/")) { pv = cv; op = cap; t1.setText("0"); } else { int v = cv * 10 + Integer.parseInt(cap); t1.setText(String.valueOf(v)); } } } /* */ My lesson highlights! Check it out on your phone in Programming Hub: https://goo.gl/D2iETN